--===MARI BERBAGI===--

Serat Rama atau Ramayana Kakawin


Berdasarkan “Serat Rama” atau Ramayana Kakawin, yang disadur oleh pujangga Yasadipura I dan diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia oleh Kamajaya.
BARATA BERTAKHTA SEBAGAI
RAJA AYODYANEGARA
MELAKSANAKAN AMANAT DAN
AJARAN SANG BIJAKSANA RAMAWIJAYA
“Ketahuilah adinda, bahwa raja yang memimpin negara adalah pemimpin masyarakat dan sekaligus rakyatnya. Raja berkewajiban pula menjaga seluruh dunia.
Pedoman sebagai pegangan raja menjalankan kebijaksanaan adalah sebagai berikut:
1.  Perhatikan dan ikutilah ajaran-ajaran kesatriaan. Peganglah sebagai pedoman kitab-kitab suci dan       ikutilah perintah dalam kitab-kitab agama. Dengan berbuat demikian, niscaya akan datang       kebahagiaan kepadamu.
2.   Peliharalah rumah-rumah Dewa (agama), yang suci, rumah-rumah sakit dan tanah milik bangunan suci.
3. Peliharalah biara-biara dan perhatikanlah tempat-tempat suci dan rumah pedewaan. Jalan,       pasanggrahan, air mancur, telaga, empang, tambak, pasar, jembatan dan segala apapun juga yang       dapat  membawa kesejahteraan rakyat, itu wajib adinda selenggarakan.
4.  Pertanian wajib dikerjakan oleh raja dengan penuh perhatian terus-menerus. Dari pertanian ini       datanglah segala macam bahan pangan yang sangat penting untuk negara.
5.  Perbesarlah jumlah emas (harta) untuk biaya yang menuju kearah terjaminnya kebahagiaan. Adinda       dapat mengeluarkan emas dan harta sesuka hatimu, asal saja untuk kebahagiaan rakyatmu. Ini berarti,       bahwa dengan menjalankan darma (amal perbuatan), adinda juga membawa kebahagiaan untuk orang       lain agar mengecap kenikmatan bersama.
6.  Raja yang dihormati rakyat ialah raja yang tahu suka duka rakyatnya dengan sempurna dan terus       menerus, begitu pula usahanya untuk mendengarkan kesusahan yang diderita oleh seluruh rakyat di       negaranya. Sebab inilah kewajiban abadi seorang raja.
7.  Tolonglah setiap orang diantara rakyatmu yang mengajukan keluh kesahnya dan janganlah diam.       Adinda tidak boleh menghina siapapun juga, bahkan terhadap seseorang yang rendah sekalipun. Jangan       menghina mereka yang minta pertolongan.
8.   Cobalah untuk menjalankan kebijaksanaan pemerintahan yang baik, wahai adinda. Pertajamlah hatimu       dan jadikanlah hal ini sebagian dari kebijaksanaanmu.
9.   Susunlah rencanamu untuk waktu yang akan datang guna memelihara dunia dan menjamin       berlangsungnya keamanan dan ketertiban.
10. Periksalah angkatan perangmu dan berilah latihan kepada tentaramu dan perhatikantah tentang        kemahirannya. Siapa diantara mereka yang memperlihatkan kecakapan yang lebih dari yang lain, ia        wajib dinaikkan pangkatnya. Sebaliknya yang memperlihatkan kekurangannya, wajib dilatih lebih        mendalam.
11.  Latihlah gajah, kereta perang, begitu pula kuda dan siapkanlah itu untuk menyerang.
12. Masukkanlah musuhmu dalam perangkap dan binasakanlah mereka itu dengan tali pemukulmu,        sehingga mereka itu binasa seperti air yang mengering. Seranglah musuhmu dengan segala jalan dan        segala perhitungan. Janganlah kamu tunda pembasmian orang-orang jahat.
13.  Pahlawan yang dikatakan tidak ada bandingannya ialah apabila ia memiliki kekuatan seperti singa yang        ditakuti dan apabila ia membunuh musuh dengan tepat.
14.  Jauhkanlah dirimu dari orang-orang yang mempunyai perangai jahat, karena mereka itu menimbulkan        kerusakan dan menyebabkan negara menjadi mundur. Bila adinda bersama mereka, maka pegawai yang        baik menjauhimu, sedangkan teman-temanmu makin jauh dan musuhmulah yang dekat kepadamu.
15.  Seorang pegawai itu buruk apabila ia acuh. Dengan demikian ia tak tahu hormat dan melanggar sopan        santun. Ia dapat diumpamakan sebagai kambing yang takut dan hormat kepada pohon yang miring, ia        dengan gembira memanjatnya dan dengan seenaknya serta tidak ragu-ragu berlari-lari diatas        batangnya. Pegawai jahat niscaya akan kelihatan dan jangan menaruh kepercayaan kepadanya.
16. Perhatikanlah gerak-genik mereka yang mengabdi kepadamu sebagai pegawal. Selidikilah tentang        kepandaiannya dan kesetiaan mereka terhadap kamu. Apabila ia bertabiat baik dan memiliki sifat-sifat        baik, ia harus kamu hargai, sekalipun ia masuk keturunan rendah. Lebih utama apabila kamu terima        seorang dan keturunan baik-baik.
17. Perhatikan dan selidikilah sikap segala pegawaimu apakah mereka itu berpengetahuan dan tahu        tentang kenegaraan dan pemerintahan, patuh dan berkelakuan baik, apakah tidak bohong dan berbakti        serta taat dalam pengabdiannya kepadamu, kepada negara, dan apakah mereka tidak jahat?. Dalam hal        ini adinda harus mengetahui apa yang buruk dan apa yang baik. Adinda dapat mencegah mereka dari        perbuatan yang menyesatkan.
18.  Setiap orang pegawal wajib tahu tentang kepegawaiannya dan ia harus setia kepada pemerintahnya.        Begitu pula ia harus tahu tentang pekerjaannya dan tidak segan untuk membuat pekerjaan baik.
19. Janganlah lekas-lekas memberi hadiah kepada pegawai, sebelum adinda menyelidikinya. Apabila        adinda memberi sesuatu kepadanya, berikanlah kepadanya lebih dahulu suatu tugas, sehingga        mencapai hasil. Jika terbukti, bahwa ia tetap pendiriannya untuk mengabdikan dirinya kepadamu, ini        berarti bahwa adinda disegani dan rakyatmu mencintaimu sebagai manikam yang sakti dan membawa        kebahagiaan.
20. Apabila adinda tahu sungguh-sungguh yang adinda kerjakan, dapat dikatakan adinda memiliki        pepengetahuan yang sempurna seperti Dewa-dewa. Siapa yang tahu tentang kepandaian, ialah yang        disebut serba tahu.
21. Bebaskanlah diri dari hawa nafsu dan kedengkian. Jauhkanlah darimu dari kecemburuan dan        bersihkanlah dirimu. Dengan jalan itu adinda akan di segani. Ketahuilah, bahwa raja yang        memperlihatkan keangkuhan akan kehilangan kewibawaannya karena ditinggalkan oleh wahyunya.
22.  Angkara murka wajib diberantas; demikian pula perbuatan tercela haus dibasmi.
23.  Kekayaan lahiriah, harta, benda dan pangkat tidak boleh menimbulkan kemabukan lupa daratan.         Semua  itu boleh mendatangkan kesenangan yang terbatas.
24. Ajaran kitab-kitab Sastra harus dijalankan dengan tidak henti-hentinya. Sekalipun itu sukar        dilaksanakan, namun setiap orang harus mentaatinya. Bilamana banyak orang taat dan tahu akan        ajaran kitab-kitab suci serta berpegang kepadanya, maka mereka akan melahirkan pedoman        kebenaran.
25.  Tunjukkanlah keikhlasan hatimu apabila memberi hadiah kepada orang-orang brahmana dan pendeta        yang terkemuka.
26.  Cobalah selalu tenang dan berbelas kasihan dan janganlah menunjukkan ketakutan kepada apa dan        siapa yang adinda takuti.
27.  Jangan berdusta, sebab dusta menyebabkan kejahatan. Dengan demikian adinda akan menghadapi        malapetaka dan akan dicela.
28.  Apabila adinda mencela seseorang, kerjakan sendiri yang tepat dan janganlah adinda terlalu dikuasai       oleh hawa nafsu. Sabda raja harus sesuai dengan perbuatannya. Perjudian dan perbuatan hina jangan       adinda kerjakan.
29. Basmilah kemabukan pikiran yang angkuh; hilangkanlah itu dari hatimu, sebab keangkuhan itu       mencemarkan dan menyuramkan penglihatan.
30. Kesaktian dan kepandaian menyebabkan kebahagiaan dan kenikmatan. Untuk memiliki kedua hal itu       bukanlah ringan. Orang-orang baik yang berpengetahuan dan faham tentang kitab-kitab ini patut       adinda hargai. Apabila adinda memiliki beberapa macam kepandaian, pastilah rakyat mencintaimu.
Jauhilah perbuatan mengadu domba dan pujian yang menyesatkan.
31. Apabila sesuatu kejahatan telah jelas bentuknya, bertindaklah apabila perbuatan itu memang salah,       Binasakanlah orang yang berdosa. Akan tetapi selidikilah hal ini dengan sungguh-sungguh. Sebaliknya       apabila ia berjasa, berikan kepadanya hadiah dan kepuasan. Inilah hak raja untuk memberi anugerah       atau memberi hukuman.
32. Ada lima macam bahaya yang sungguh mengancam ialah:
1. Apabila ada pegawai yang dalam menunaikan tugas di daerah menderita karena terik matahari.
2. Adanya sejumlah banyak pencuri;
3. Apabila kekacauan dan kejahatan merajalela;
4. Adanya orang-orang yang menjadi dan dijadikan “anak emas” pembesar. Kejadian seperti itu dapat          dianggap sebagai kejahatan; dan
5. Keangkara-murkaan raja.
Lima macam bahaya itu harus dibasmi atau dicegah sebelum timbul dan merajalela
33. Ketahuilah adinda Barata, bahwa raja dapat diumpamakan batara Surya yang memanasi dunia oleh       sifatnya. Demikianlah halnya dengan seorang raja yang membinasakan orang jahat. Bulan memberikan       rasa cinta dan disegani oleh seluruh dunia Begitulah juga hendaknya perbuatan raja dalam       memperhatikan dan memelihara rakyatnya.
34. Sebagai raja adinda dapat disamakan dengan sebuah bukit, sedangkan rakyatmu diumpamakan pohon-       pohonan yang tumbuh di lerengnya. Pohon-pohon itu hidup dan dijamin hidupnya oleh bukit.
35. Adindaku Barata yang tercinta, itulah sesama kewajiban adinda sebagai raja yang berusaha menjaga       keselamatan dunia yang bahagia. Adinda wajib mempertinggi perhatian kepada orang lain dan menaruh       belas kasihan kepada rakyatmu, dan seluruh kesukaran duniapun harus adinda perhatikan.
Demikianlah nasihat wejangan sang bijaksana Ramabadra kepada adinda Barata yang direstuinya duduk       di atas takhta Ayodyanegara sebagai raja memimpin tampuk pemerintahan, memimpin masyarakat dan       rakyatnya.
Setelah bersembah sujud dengan khidmat kepada Rama dan Sinta, dan setelah satria Laksmana menyembah Barata, maka dengan ijin dan restu serta puji jaya-jaya dan kakandanya sang Ramawijaya, Barata dengan segenap pengiringnya turun dan bukit Citrakuta, kemudian berangkatlah meninggalkan hutan menuju ke ibukota Ayodya.
Kewajiban sebagai raja telah menantinya. Dengan merayakan “terompah sang Rama” dan menerapkan ajaran sang bijaksana, maka aman sentosa sejahteralah Ayodyanegara dibawah pemerintahan raja Barata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar